Gunakan pompanisasi untuk memenuhi kebutuhan air di areal persawahan

KABAR BIREUEN– Seribu hektar sawah di wilayah timur Kabupaten Bireuen, sampai saat ini masih mengandalkan pompanisasi untuk mengairi areal persawahannya.

Bahkan, ada petani yang sudah menggunakan pompanisasi untuk memenuhi kebutuhan air selama 15 tahun.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua DPRK Bireuen, Athaillah M. Saleh MA kepada wartawan disela-sela menghadiri Rakercab dan Diklatcab BPC HIPMI Bireuen, Kamis (26/10/2017).

Disebutkan Athaillah, 1.000 hektar sawah yang menggunakan pompanisasi itu berada di Kecamatan Gandapura dan Kecamatan Kutablang.

Dimana, sebutnya, sebagian besar pendapatan masyarakat di kawasan tersebut sangat tergantung  dari hasil panen padi.

“Sebagian sawah pompanisasi ini diantaranya di Desa Mon Keulayu, Samuti Aman, Cot Jabet, Pante Sikumbong, Alue Mangki, Dama Kawan, Cot Tube, Blang Keude, yang kesemuanya di Kecamatan Gandapura,” rincinya.

Sementara di Kecamatan Kutablang, meliputi Desa Kulu Kuta, Paya Rangkuluh, Geulanggang Meunje, Geulanggang Rayeuk, Blang Mee, Jambo Kajeung, Cot Mee, dan Babah Suak.

“Pompinasasi ini, sebagiannya sudah menggunakan pompa elektrik bantuan pemerintah sejak tiga tahun terakhir. Namun ada juga yang swadaya masyarakat, dan untuk kawasan Cot Jabet pompanisasi sudah digunakan sekira 15 tahun lalu,” jelas Athaillah.

Athaillah mengharapkan adanya peran aktif pemerintah dalam menjaga dan memelihara mesin pompa air ini sehingga akan dapat dimanfaatkan oleh petani di sana.

Dikatakannya, pompanisasi ini tak perlu lagi jika saja irigasi Mon Seukee Pulot sudah selesai dibangun. Kecuali untuk kawasan Cot Jabet dan sekitarnya, di sini tetap harus menggunakan pompanisasi karena kawasan dataran tinggi.

“Pemerintah harus selalu memperhatikan pompanisasi untuk mengairi sawah masyarakat di sana, sebelum petani dapat memanfaatkan air dari Irigasi Mon Seukee Pulot,” harapnya. (Ihkwati)