KABAR BIREUEN – Kelangkaan gas elpiji 3 kg belakangan ini di Samalanga mendapat kritikan dari kalangan masyarakat. Bahkan, warga menduga kelangkaan terjadi akibat banyaknya oknum pangkalan yang berbuat curang.

Hal itu dikatakan warga Samalanga, Mirza Putra Samalanga yang menyebutkan, kecurangan yang rawan dilakukan yakni menjual elpiji 3 kg, bukan kepada masyarakat miskin, melainkan ke warung-warung dan pemilik usaha kuliner serta rumah makan.

“Untuk itu, kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan diminta menindak pelaku atau oknum-oknum yang berbuat curang,” tegas Mirza Putra Samalanga kepada Kabar Bireuen, Jumat (17/11/2017).

Pangkalan yang berbuat curang, sebutnya, mendapat keuntungan berlipat ganda dan elpiji subsidi tersebut pun tidak terjual kepada masyarakat miskin, hanya sedikit yang dinikmati oleh masyarakat miskin yang akhirnya elpiji subsidi tidak tepat sasaran.

Dikatakannya, warga di Samalanga mengeluhkan kurangnya stok gas elpiji 3 kg sejak kemarin. Masyarakat sudah keliling cari gas elpiji, tapi tidak dapat.

Karena itulah, warga mendesak Pemerintahan Kabupaten Bireuen untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) pasar dan pangkalan gas untuk menstabilkan harga gas kembali.

Warga lainnya, Iskandar, menyebutkan, jika dilihat dari harga subsidi gas 3 kg, harganya cuma Rp17.000 sampai Rp18.000 ribu per tabung.

Tetapi, saat ini yang terjadi di lapangan serta kios-kios pengecer dan di pasar yang tokonya menjual gas sudah menuju Harga Eceran Tertinggi (HET) gas subsidi 3 kg.

Kondisi masyarakat yang sudah susah, semakin terpuruk oleh ulah mereka yang mencari keuntungan di atas penderitaan masyarakat kecil. (Nazib Zakaria)