KABAR BIREUEN – Nasib bocah Radiansyah (11) dan adiknya, Wulan Zaskia (5), sungguh sangat mengiris kalbu. Kedua anak pasangan Ridwan Dahlan (65) – Syarimah Hasan (50) ini, sudah sejak lahir menderita radang kulit kronis.
Berbagai pengobatan telah diusahakan pasangan keluarga miskin warga Desa Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen ini. Namun, upaya pengobatan tersebut, belum juga bisa mengurangi penderitaan kedua buah hati mereka itu.
Bahkan, kini kondisinya semakin parah dan sangat mengibakan. Mereka tidak bisa tidur, baik malam maupun siang. Sebab, kulit kedua bocah tersebut didera gatal-gatal yang sangat menyiksa. Bahkan, kulit kedua kakak beradik ini sampai terluka parah dan melepuh, persis seperti orang mengalami luka bakar.
“Awalnya di tubuh kedua anak saya ini, hanya muncul bentol-bentol merah. Kemudian, lama-lama kulit mereka teluka dan terkelupas,” ungkap Ridwan Dahlan kepada wartawan di rumahnya, Desa Geulanggang Meunjee, Kacamatan Kutablang, Kabupaten Bireuen, Selasa (14/11/2017).
Menurut Ridwan, sebelumnya dia sudah pernah membawa Radiansyah dan Wulan berobat pada seorang dokter spesialis kulit di Lhokseumawe. Menurut dokter tersebut, kedua anaknya itu menderita radang kulit.
“Sekarang, tidak ada lagi biaya untuk kami bawa mereka berobat ke rumah sakit. Sebab, saya sudah lima tahun tidak sanggup lagi bekerja, sehingga kami tidak ada penghasilan lagi,” jelas Ridwan.
Sebelumnya, Ridwan bekerja sebagai sopir truk angkutan. Namun, sekarang, dia sudah tidak lagi bekerja selama lima tahun, kondisinya juga mulai sakit-sakitan. Karena itu, dia tidak sanggup lagi membiayai pengobatan kedua anaknya itu.
Selama beberapa tahun terakhir ini, untuk bebutuhan hidup sehari-hari saja, Ridwan tidak sanggup lagi memenuhinya. Dia hanya mengandalkan penghasilan dari istrinya, Syarimah Hasan yang sehari-hari berjualan sayur-sayuran.
“Sekarang hanya istri saya yang ada penghasilan sedikit-sedikit untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Dia kerjanya berjualan sayur-sayuran. Sehari paling dapat dua puluh ribu hingga tiga puluh ribu rupiah. Alhamdulillah, hanya cukup untuk beli beras,” ujar Ridwan dengan raut wajah sedih.
Sementara itu terkait penanganan kedua anaknya itu, ada perkembangannya menggembirakan yang disampaikan drh. Murdani atau lebih dikenal dengan Dani Geulanggang, seorang penggiat sosial di Bireuen. Dia mengungkapkan, dirinya bersama pihak Dinas Sosial Kabupaten Bireuen telah menemui dokter spesialis penyakit kulit, dr. Malahayati, Sp.KK, Jumat (17/11/2017) pagi kemarin.
Berdasarkan keterangan dokter spesialis penyakit kulit tersebut, penyakit yang diderita kedua anak tersebut adalah penyakit genetik. Artinya, itu sejenis penyakit turunan.
“Insya Allah, Senin ini (20/11/2017) mereka akan dirawat RSUD dr Fauziah Bireuen selama sehari. Kemudian pada hari Selasa, akan dirujuk ke RSUZA Banda Aceh, untuk menjalani pengobatan yang lebih intensif,” sebut Dani Geulanggang di status facebook-nya.
Meski begitu, uluran tangan para dermawan masih sangat dibutuhkan. Terutama, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga miskin itu. Mengingat, kalau nanti kedua bocah itu sudah dibawa ke rumah sakit, tentu kedua orang tua mereka harus ikut serta untuk menjaganya.
Konsekwensinya, tidak ada lagi seorang pun di antara mereka yang bisa mencari nafkah. Dengan begitu, kebutuhan hidup mereka selama mereka berada di rumah sakit, tidak ada lagi yang menanggungnya.
Hal inilah yang menimbulkan persoalan baru lagi. Karena itu, tangan-tangan ringan para dermawan sangat dibutuhkan, untuk membantu saudara kita itu yang sedang mengalami cobaan berat tersebut. Semoga saja, ada di antara kita yang terketuk hatinya. (Suryadi)