Camat Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Erry Seprinaldi, SSTP.S.Sos, M.Si, menerima Piagam Penghargaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dari DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia ( PERSAGI) Aceh.

KABAR BIREUEN-Camat  Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Erry Seprinaldi, SSTP.S.Sos, M.Si, menerima Piagam Penghargaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dari DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia ( PERSAGI) Aceh.

Piagam itu diberikan oleh Pengurus DPD PERSAGI Aceh, Junaidi SST. M.Kes, dalam rangkaian kegiatan peringati Hari Gizi Nasional Ke-58 di Bireuen, Minggu (25/2/2018) pagi, di halaman Pendopo Bupati setempat.

Junaidi SST. M.Kes, disela-sela kegiatan kepada Kabar Bireuen mengatakan, piagam penghargaan ini diberikan, atas keberhasilan Erry Seprinaldi selaku Camat Simpang Mamplam atas dedikasinya menjadikan kecamatan tersebut sebagai Kecamatan Kadarzi.

“Kecamatan Simpang Mamplam adalah satu-satunya kecamatan Kadarzi di Aceh,” jelas Junaidi.

Junaidi mengharapkan kepada seluruh Camat yang ada di Aceh, supaya berupaya menjadikan wilayahnya sebagai wilayah Kadarzi, demi kepentingan masyarakat terhadap sadar gizi.

Atas nama DPD Persagi Aceh dan DPC Persagi Kabupaten Bireuen, memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada Camat Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Erry Seprinaldi.

Penghargaan itu atas dedikasinya selama ini, yang telah berhasil menjadikan, Kecamatan Simpang Mamplam, sebagai satu-satunya kecamatan Kadarzi di Aceh.

Sementara itu, Camat Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Erry Seprinaldi, SSTP.S.Sos, M.S,i mengatakan, sosialisasi Kadarzi kepada masyarakat di Kecamatan Simpang Mamplam telah dilakukan, sejak tahun 2015, di setiap kesempatan baik itu di Kantor Camat ataupun di gampong- gampong.

Menurut Erry Seprinaldi, ada lima unsur yang disampaikan kepada masyarakat di setiap kesempatan, kelima unsur tersebut yaitu, Memantau berat badan secara teratur, Makan beraneka ragam, Hanya mengkonsumsikan garam beryodium, Memberikan hanya ASI saja kepada bayi sejak lahir hingga 6 bulan dan Mendapatkan dan memberikan suplementasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan.

Pada kesempatan itu, Erry Seprinaldi mengatakan, salah satu hal yang menjadi perhatian lain saat, ini adalah kasus stunting.

“Stunting adalah anak yang punya tinggi badan lebih pendek dari standar usianya,” jelas Erry Seprinaldi.

Stunting adalah masalah gizi kronis, karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi sejak dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

“Untuk mengatasi dan mencegahnya, masalah kasus stunting memerlukan perhatian dan tanggungjawab semua pihak ,” pungkas Camat Simpang Mamplam ini. (Herman Suesilo)